1. Tahap teologis
· Tahap paling awal dari perkembangan
akal manusia.
· Pada tahap ini manusia berusaha
berusaha menerangkan segenap fakta atau kejadian dalam kaitanya dengan teka
–teki alam yang dinggap misteri.
· Manusia tidak menghayati dirinya sebagai
makluk luhur dan rasioanal yang posisinya dialam berada di atas makluk –makluk
lain.
· Ia menghayati dirinya sebagai bagian
dari keseluruhan alam, yang selalu diliputi oleh rahasia yang tidak terpecakan
oleh pikiranya yang sederhana.
Dalam tahap teologis ini ada beberapa bentuk cara berfikir.
· Fetyisme dan animism, dalam kedua bentuk ini kita
menyaksikan bagaimana manusia mengahayati alam semesta dalam individualitas dan
partikularitasnya.
· Politeisme, cara berfikir ini lebih maju,
dimana orang sudah mulai menyatukan dan mengelompokan semua benda dan kejadian
kedalam konsep yang lebih umum. Pengelompokan ini berdasarkan pada kesamaan –
kesamaan yang ada pada diri mereka.
· Monotisme, cara berfikir ini tidak lagi mengakui banyak roh dari
benda –benda atau kejadian –kejadian, tetapi hanya mengakui satu roh saja,
yakni tuhan.
Cara berfikir membawa pengaruh besar
terhadap kehidupan sosial, budaya, dan pemerintahan. Misalnya monoteisme
memungkinkan berkembangnya dogma –dogma agama, yang kemudian dijadikan pedoman
hidup bermasyarkat.
3. Tahap positif
· Gejala alam tidak lagi dijelaskan
dengan a priori, melaikan pada observasi, eksperimen dan komparasi
yang ketat dan teliti.
· Akal tidak tidak diarahkan untuk
mencari kekuatan –kekuatan transden dibalik hakikat didalam setiap gejala dan kejadian.
· Akal diarahakan untuk mengobservasi
gejala dan kejadian secara empiris dan hati –hati untuk menemukan hukum – hukum
atau sebab dari kejadian yang ada.
Hukum –hukum yang ditemukan secara
demikian tidak lagi bersifat irasional dan kabur melainkan hukum – hukum itu
menjadi bersifat pasti dan dapat dipertangungjawabkan.
Hukum –hukum itupun
bersifat pasti dan bermanfaat, karena kalau kita mengetahui dan menguasai hukum
–hukum tersebut, maka kita dapat mengontrol dan memanipulasi gejala –gejala
atau kejadian –kejadian tertentu sebagai sarana untuk mewujudkan kehidupan yang
lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar