BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kehidupan
kita sekarangini sudah sangat jauh dari hukum-hukum alam, yang digantikan oleh
hukum-hukum buatan manusia sendiri yang sangat egoistis dan mengandung nilai
hedonis yang sangat besar, sehingga kita pun merasakannbetapa banyaknya bencana
yang melanda diri kita. Etika hubungan kita yang humanis dengan tiga komponen
relasional hidup kita sudah terabaikan begitu jauh, jadi jangan harap hidup kita di masa mendatang akan
tetap lestari dan berlangsuung harmonis dengan alam.
Makalah
ini kami susun berdasarkan Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu, dengan pembahasan “Filsafat Potivisme”. Makala ini
dititikberatkan pada pemikiran-pemikiran para filosof aliran positivisme.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian positivisme ?
2.
Bagaimana sejarah munculnya filsafat positivisme?
3.
Mendeskripsikan tokoh-tokoh yang menganut paham positivisme?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai bagaimana manusia berpikir positivisme, baik di dalam sistem pembelajaran
Memberikan pemahaman tentang apa itu Positivisme, sejarah
positivisme, tokoh-tokoh penganut paham positivisme, tahap-tahap perkembangan
akal budi manusia, postpositivisme,dan gagasan positivisme logis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
POSITIVISME
Positivisme merupakan Aliran pemikiran yang membatasi
pikiran pada segala hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan atau pada
analisis definisi dan relasi antara istilah-istilah.
Positivisme (disebut juga sebagai empirisme logis, empirisme
rasional, dan juga neo-positivisme) adalah sebuah filsafat yang berasal
dari Lingkaran
Wina pada tahun 1920-an. Positivisme Logis berpendapat
bahwa filsafat harus mengikuti rigoritas yang sama dengan sains. Filsafat harus
dapat memberikan kriteria yang ketat untuk menetapkan apakah sebuah pernyataan
adalah benar, salah atau tidak memiliki arti sama sekali.
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan
ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak
aktifitas yang berkenaan dengan metafisika. Tidak mengenal adanya spekulasi,
semua didasarkan pada data empiris. Positivismemerupakan empirisme, yang dalam
segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan
apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak
ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan.
Tokoh-tokoh yang menganut paham positivisme logis ini antara
lain Moritz
Schlick, Rudolf
Carnap, Otto
Neurath, dan A.J.
Ayer. Karl Popper, meski awalnya tergabung dalam
kelompok Lingkaran Wina, adalah salah satu kritikus utama terhadap pendekatan
neo-positivis ini.
Secara umum, para penganut paham positivisme memiliki minat
kuat terhadap sains dan mempunyai sikap skeptis terhadap ilmu agama dan hal-hal
yang berbau metafisika. Mereka meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan haruslah
berdasarkan inferensi logis yang berdasarkan fakta yang jelas. Sehingga,
penganut paham ini mendukung teori-teori paham realisme, materialisme , naturalisme,
filsafat dan empirisme.
B. Sejarah
Muncul
Pada dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat
yang menyakini bahwa satu-satunya pengetahuan yang benar adalah yang didasarkan
pada pengalaman aktualfisikal. Pengetahuan demikian hanya bisa dihasilkan
melalui penetapan teori-teori melalui metode saintifik yang ketat, yang
karenanya spekulasi metafisis dihindari. Positivisme, dalam pengertian di atas
dan sebagai pendekatan telah dikenal sejak Yunani Kuno. Terminologi positivisme
dicetuskan pada pertengahan abad ke-19 oleh salah satu pendiri ilmu sosiologi
yaitu Auguste Comte. Comte percaya bahwa dalam alam pikiran manusia melewati
tiga tahapan historis yaitu teologi, metadisik, dan ilmiah. Dalam tahap
teologi, fenomena alam dan sosial dapat dijelaskan berdasarkan kekuatan
spiritual. Pada tahap metafisik manusia akan mencari penyebab akhir (ultimate
causes) dari setiap fenomena yang terjadi. Dalam tahapan ilmiah usaha untuk
menjelasakn fenomena akan ditinggalkandan ilmuan hanya akan mencari korelasi
antarfenomena. Pengembangan penting dalam paham positivisme klasik dilakukan
oleh ahli ilmu alam Ernst Mach yang mengusulkan pendekatan teori secara fiksi.
Teori ilmiah bermanfaat sebagai alat untuk menghafal, tetapi perkembangan ilmu
hanya terjadi bila fiksi yang bermanfaat digantikan dengan pernyataan yang
mengandung hal yang dapat diobservasi. Meskipun Comte dan Mach mempunyai
pengaruh yang besar dalam penulisan ilmu ekonomi (Comte mempengaruhi pemikiran
J.S. Mill dan Pareto sedangkan pandangan Mach diteruskan oleh Samuelson dan
Machlup). Pengaruh yang paling utama adalah ide dalam pembentukan filosofi
ilmiah pada abad 20 yang disebt logika positivisme (logical positivism).
Ajaran Pokok Positivsme logis
pernyataan-pernyataan metafisik tidak bermakna. Pernyataan
itu tidak dapat diverifikasi secara empiris dan bukan tautologi yang berguna.
Tidak ada cara yang mungkin untuk mentukan kebenarannya ( atau kesalahannya )
dengan mengacu pada pengalaman. Tidak ada pengalaman yang mungkin yang pernah
dapat mendukung pertanyaan-pertanyaan metafisik seperti : “ Yang tiada itu
sendiri tiada” ( The nothing it self nothing- Das Nichts selbst
nichest, Martin Heidegger ), “ yang mutlak mengatasi Waktu”, “ allah
adalah Sempurna “, ada murni tidak mempunyai ciri “, pernyataan-pernyataan
metafisik adalah semu. Metafisik berisi ucapan-ucapan yang tak bermakna.
Auguste Comte ( 1798-1857 ) ia memiliki peranan
yang sangat penting dalam aliran ini. Istilah “positivisme” ia populerkan. Ia
menjelaskan perkembangan pemikiran manusia dalam kerangka tiga tahap. Pertama,tahap teologis. Disini ,
peristiwa-peristiwa dalam alam dijelaskan dengan istilah-istilah kehendak atau
tingkah dewa-dewi. Kedua, tahap
metafisik. Disini, peristiwa-peristiwa tersebut dijelaskan melalui
hukum-hukum umum tentang alam. Dan ketiga, tahap positif.Disini, peristiwa-peristiwa tersebut dijelaskan
secara ilmiah.
Upaya-upaya kaum positivis untuk mentransformasikan
positivisme menjadi semacam “agama baru”,cendrung mendiskreditkan
pandangan-pandangannya. Tetapi tekanan pada fakta-fakta, indentifikasi atas
fakta-fakta dengan pengamatan-pengamatan indera,dan upya untuk menjelaskan
hukum-hukum umum dengan induksi berdasarkan fakta,diterima dan de ngan cara
berbeda-beda diperluas oleh J.S Mill ( 1806-1873 ).E.Mach (1838-1916 ),
K.Pierson ( 1857-1936 ) dan P.Brdgeman ( 1882-1961 ).
C. TOKOH-TOKOH YANG MENGANUT PAHAM
POSITIVISME
1.
Auguste Comte ( 1798 – 1857 )
Bernama lengkap Isidore Marrie
Auguste Francois Xavier Comte, lahir di Montepellier, Perancis (1798).
Keluarganya beragama khatolik yanga berdarah bangsawan. Dia mendapat pendidikan
di Ecole Polytechnique di Paris dan lama hidup disana. Dikalangan
teman-temannya Auguste Comte adalah mahasiswa yang keras kepala dan suka
memberontak, yang meninggalkan Ecole sesudah seorang mahasiswa yang memberontak
dalam mendukung Napoleon dipecat. Auguste Comte memulai karier professionalnya
dengan memberi les dalam bidang Matematika. Walaupun demikian, perhatian yang sebenarnya adalah
pada masalah-masalah kemanusiaan dan sosial. Tahun 1844, dua tahun setelah dia
menyelesaikan enam jilid karya besarnya yang berjudul “Clothilde Course of
Positive Philosophy”. Comte bertemu dengan Clothilde de Vaux, seorang ibu yang
mengubah kehidupan Comte. Dia berumur beberapa tahun lebih muda dari pada Comte. Wanita tersebut sedang
ditinggalkan suaminya ketika bertemu dengan Comte pertama kalinya, Comte
langsung mengetahui bahwa perempuan itu bukan sekedar perempuan. Sayangnya
Clothilde de Vaux tidal terlalu meluap-luap seperti Comte. Walaupun saling
berkirim surat cinta beberapa kali, Clothilde de Vaux menganggap hubungan itu
adalah persaudaraan saja. Akhirnya, dalam suratnya Chlothilde de Vaux menerima
menjalin keprihatinan akan kesehatan mental Comte. Hubungan intim suami isteri
rupanya tidak jadi terlaksana, tetapi perasaan mesra sering diteruskan lewat
surat menyurat. Namun, romantika ini tidak berlangsung lama, Chlothilde de Vaux
mengidap penyakit TBC dan hanya beberapa bulan sesudah bertemu dengan Comte,
dia meninggal. Kehidupan Comte lalu bergoncang, dia bersumpah membaktikan
hidupnya untuk mengenang “bidadarinya” itu. Auguste Comte juga memiliki
pemikiran Altruisme. Altruisme merupakan ajaran Comte sebagai kelanjutan dari
ajarannya tentang tiga zaman. Altruisme diartikan sebagai “menyerahkan diri
kepada keseluruhan masyarakat”. Bahkan, bukan “salah satu masyarakat”,
melainkan “humanite” suku bangsa manusia” pada umumnya. Jadi, Altruisme bukan
sekedar lawan “egoisme”(Juhaya S. Pradja, 2000 : 91). Keteraturan masyarakat
yang dicari dalam positivisme hanya dapat dicapai kalau semua orang dapat
menerima altruisme sebagai prinsip dalam tindakan mereka. Sehubungan dengan
altruisme ini, Comte menganggap bangsa manusia menjadi semacam pengganti Tuhan.
Kailahan baru dan positivisme ini disebut Le Grand Eire “Maha Makhluk” dalam
hal ini Comte mengusulkan untuk mengorganisasikan semacam kebaktian untuk If
Grand Eire itu lengkap dengan imam-imam, santo-santo, pesta-pesta liturgi, dan
lain-lain. Ini sebenarnya dapat dikatakan sebagai “Suatu agama Katholik tanpa
agma Masehi”. Dogma satu-satunya agama ini adalah cinta kasih sebagai prinsip,
tata tertib sebagai dasar, kemajuan sebagai tujuan. Perlu diketahui bahwa
ketiga tahap atau zaman tersebutdi atas menurut Comte tidak hanya berlaku bagi
perkembangan rohani seluruh umat manusia, tetapi juga berlaku bagi perkembangan
perorangan. Misalnya sebagai kanak-kanak seorang teolog adalah seorang
positivis.
2.
John Stuart Mill ( 1806 – 1873 )
Ia adalah seorang filosof Inggris
yang menggunakan sistem positivisme pada ilmu jiwa, logika, dan kesusilaan. John
Stuart Mill memberikan landasan psikologis terhadap filsafat positivisme.
Karena psikologi merupakan pengetahuan dasar bagi filsafat. Seperti halnya
dengan kaum positif, Mill mengakui bahwa satu-satunya yang menjadi sumber
pengetahuan ialah pengalaman. Karena itu induksi merupakan metode yang paling
dipercaya dalam ilmu pengetahuan.
3.
H. Taine ( 1828 – 1893 )
Ia mendasarkan diri pada positivisme
dan ilmu jiwa, sejarah, politik, dan kesastraan.
4.
Emile Durkheim (1852 – 1917 )
Ia menganggap positivisme sebagai
asas sosiologi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) Positivisme adalah suatu aliran
filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang
benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisika. Positivisme merupakan
empirisme, yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim
karena pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain
bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan.
b)
Pada dasarnya positivisme adalah
sebuah filsafat yang menyakini bahwa satu-satunya pengetahuan yang benar adalah
yang didasarkan pada pengalaman aktualfisikal. Pengetahuan demikian hanya bisa
dihasilkan melalui penetapan teori-teori melalui metode saintifik yang ketat,
yang karenanya spekulasi metafisis dihindari. Positivisme, dalam pengertian di
atas dan sebagai pendekatan telah dikenal sejak Yunani Kuno. Terminologi
positivisme dicetuskan pada pertengahan abad ke-19 oleh salah satu pendiri ilmu
sosiologi yaitu Auguste Comte. Comte percaya bahwa dalam alam pikiran manusia
melewati tiga tahapan historis yaitu teologi, metadisik, dan ilmiah.
c)
Tokoh-tokoh yang menganut paham positivisme : Auguste Comte
( 1798 – 1857 ), John Stuart Mill ( 1806 – 1873 ), H. Taine ( 1828 – 1893 ),
Emile Durkheim (1852 – 1917 ).
B. Saran
Jadikanlah
makalah ini sebagai media untuk memahami diantara sumber aliran filsafat modern
yang biasa memberikan kekuasaan bagi adanya bahan-bahan yang bersifat
pengalaman, jadikanlah makalah ini sebagai pedoman yang bersifat untuk menambah
wawasan pengetahuan, jadikan acuan pemahaman yang lebih dalam sebagai wadah
untuk menampung ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus Lorenz, Kamus
Filsafat penerbit Gramedia Pustaka.
http://haqiqie.wordpress.com/2007/02/27/positivis-logis/ .Diunduh pada tanggal 04 April
2013.
Farihin. 2012 (April, 14). Positivisme,
tokoh-tokoh Positivisme.
http://farihinoceans.blogspot.com/2012/04/positivisme-tokoh-tokoh-positivisme.html.
Diunduh pada tanggal 04 April 2013.
Zakia,
Estrella. 2011 (April, 19). Filsafat Positivisme. http://zakiacuteharrier.blogspot.com/2011/04/filsafat-positivisme.html.Diunduh pada tanggal 04 April 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar